Toko
Jelajah merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang adventure
equipment. Usaha ini menjual tas dan perlengkapan mendaki. Usaha ini didirikan oleh Ronaldo Wijaya sejak
tahun 2006 melalui gagasan pemilik sebelumnya yang tidak lain merupakan saudara
beliau. Gerai usaha ini berlokasi di jalan Babarsari No.5, Caturtunggal, Kec.
Depok, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281. Dengan empat karyawan
usaha ini mulai merambah berbagai kalangan konsumen dengan produk yang
ditawarkan, mulai dari kalangan mahasiswa, karyawan kantor hingga pelanggan
yang sudah berusia lanjut.
II.
Identifikasi
dan Analisis Bisnis Perusahaan
Jam operasional toko setiap hari dimulai pukul 09.00
hingga 21.00 WIB, dengan shift kerja
karyawan masing-masing 8 jam per hari. Setiap shift nya terdiri dari 3 karyawan dengan peraturan lembur satu kali
dalam seminggu secara bergantian untuk tiap karyawan. Disamping itu, karyawan
diberikan hari libur secara bergilir sebanyak satu kali dalam sebulan.
Produk-produk yang dijual berupa baju, jaket, tas,
sandal gunung, sepatu gunung, dompet, jam, peralatan mendaki, dan tenda. Produk
tersebut merupakan produk dari brand ternama seperti Rei, Tandem, Eiger, Rigi,
Forester, Tracker, Co-Treck, Cartenz, Avtech, Columbia, Carvan, dan beberapa brand lainnya. Pembelian dapat dilakukan
langsung ke toko fisik atau pemesanan melalui telepon ke nomor (0274) 489204.
III.
Identifikasi
dan Analisis Semua Risiko Perusahaan
A.
Tipe
dan Jenis Risiko
I.
Risiko
Internal
1. Current Risk
·
Risiko Sumber Daya
Meliputi kesulitan
dalam memperoleh dan mempertahankan karyawan, kesalahan managemen karena
manusia.
·
Risiko Bisnis
Meliputi
persaingan dengan usaha persewaan adventure
equipment yang cenderung lebih murah. Dan juga meliputi permasalahan complain dari pembeli karena barang
tidak sesuai/rusak. Serta kerugian akibat sepinya pembeli, dimana persentase
pembelian paling tinggi pada bulan Agustus dan Desember.
2.
Emergency
Risk
·
Risiko Strategi Usaha
Meliputi
peninjauan kembali strategi yang dibuat dalam mencapai ekspektasi peningkatan
laba. Pada kenyataannya usaha ini mengalami kesalahan ekspektasi, sehingga
terjadi penurunan laba.
II.
Risiko
Eksternal
·
Risiko Pasar
Meliputi risiko
dari rencana pelebaran bisnis. Dan munculnya pesaing-pesaing baru.
·
Risiko Compliance
Meliputi pengaruh
kebijakan pemerintah akan penetapan pajak, sehingga konsumen menjadi lebih
berhati-hati dalam mmbelanjakan uang. Sehingga daya beli konsumen menjadi
turun.
·
Risiko Kerjasama
Meliputi risiko
masalah dalam memasok barang dari pihak pemasok.
·
Risiko Teknologi
Meliputi
persaingan bisnis yang menuntut mengikuti perkembangan jaman, seperti onlineshop, namun masih terhalang oleh
kurangnya keahlian di bidang teknologi.
·
Risiko Fluktuasi
Meliputi pengaruh
naik turunnya nilai rupiah terhadap dollar yang mengakibatkan ketidakpastian
daya beli konsumen.
·
Risiko Kejahatan
Usaha ini menhadapi
resiko pencurian barang rata-rata 10 item
per tahun.
B.
Sumber
Risiko
1. Risiko
Ekonomi
Risiko
ini meliputi fluktuasi nilai rupiah, keadaan ekonomi negara dan ketidakstabilan
usaha itu sendiri. Hal ini dapat berpengaruh pada daya beli konsumen dan juga
kemampuan toko untuk memperluas usahanya.
2. Risiko
Fisik
Risiko
ini berasal dari fenomena alam, seperti kondisi cuaca yang tidak stabil
mempengaruhi jumlah konsumen yang membeli barang. Hal ini disebabkan karena
sebgian besar konsumen adalah para petualang yang sangat bergantung pada cuaca.
3. Risiko
Sosial
Risiko
sosial juga termasuk tingkat pencurian yang sulit dikendalikan kesulitan dalam
mengawasi toko sepenuhnya. Hal ini juga dipengaruhi karena kurangnya sumber
daya manusia.
4. Risiko
Teknologi dan Informasi
Berasal
dari keterbatasan informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap orang
dalam memeperoleh informasi. Sehingga menyebabkan, kepopuleran toko sangat
bergantung pada informasi yang tersedia. Dan kekurangan dari pemilik untuk
mengakses teknologi untuk menyebarkan informasi.
c.
Strategi Perusahaan dalam Mengelola Risiko
1. Risiko
Kejahatan
Dalam mengurangi tingkat kejahatan, terutama tingkat
pencurian yang terjadi di toko, pemilik mulai memperketat tingkat keamanan
dengan cara menggunakan CCTV yang dipasang di dalam toko.
2. Risiko
Sumber Daya
Pemilik sudah
menagani masalah kurangnya sumber daya manusia dengan memasang iklan di koran.
Dari usaha pemasangan iklan tersebut memberikan hasil yang positif, namun
ketidaksesuaian minat dan tujuan pelamar dengan pekerjaan yang diberikan
membuat para pelamar menolak pekerjaan tersebut. Dilain sisi ada juga pelamar
yang menerima pekerjaan namun tidak bertahan lama.
3. Risiko
Bisnis
Untuk menghadapi
resiko persaingan bisnis dengan munculnya bisnis penyewaan adventure equipment, pihak pemilik sudah memiliki rencana untuk
menyewakan peralatan tersebut. Pemilik juga memperbolehkan pembeli untuk
menukarkan barang yang rusak atau tidak sesuai dalam jangka waktu 1-2 hari.
Selanjutya, pihak toko akan meneruskan complain tersebut ke perusahaan
pemasok/produsen agar barang tersebut dapat ditukar. Dan untuk permasalahan
barang yang tidak laku terjual, pemilik mengatasi dengan cara memberikan
potongan harga.
4. Risiko
Teknologi
Pemilik sudah
mulai berenana mengembakan bisnis online
melalui social media. Dan untuk
masalah keterbatasan pengetahuan perihal penggunaan gadget pemilik berusaha mempelajari melalui teman-temannya.
5. Risiko
Fluktuasi dan Compliance
Risiko fluktuasi yang berdampak pada harga produk dan
masalah kebijakan pajak dari pemerintah yang mengakibatkan turunnya daya beli
dapat diselesaikan oleh pemilik dengan cara tetap memasok produk dari brand ternama supaya tetap up to date namun mengurangi jumlah
pemesanan.
6. Risiko
Kerjasama
Pemilik selalu
berusaha menjaga hubungan baik dengan para pemasok, sehingga mempermudah
pemilik dapat mendapatkan barang yang berkualitas.
7. Risiko
Pasar
Dalam mengatasi risiko
pasar seperti persaingan bisniss pemilik selalu berusaha untuk menjalin hubugan
baik dengan para pelanggan tetap dan selalu memberikan informasi mengenai
barang baru kepada para pelanggan.
Kesimpulan
Berdasarkan
wawancara yang kami lakukan kami dapat menyimpulkan bahwa kinerja toko secara
keseluruhan sebenarnya sudah baik. Namun kami dapat melihat bahwa toko
“Jelajah” kurang dalam mempromosikan produk yang dijual. Menurut kami, promosi
tersebut dapat dilakukan melalui social media, karena hal tersebut lebih murah
dan dapat mencakup wilayah yang lebih besar. emasang iklan lowongan di social media.
Selain kurangnya
promosi, kurangnya karyawan di toko “Jelajah” menjadi hal yang menghambat
kinerja usaha. Sehingga banyak kegiatan promosi yang terhambat, seperti workshop dan pameran yang sebenarnya
ingin dilakukan oleh pemilik. Sejauh ini pemilik hanya memasang iklan untuk
lowongan kerja fulltime di koran.
Tetapi menurut kami, dengan lokasi toko yang berdekatan dengan kampus mungkin
akan lebih baik jika pemilik mempertimbangkan untuk membuka lowonga kerja parttime. Kami juga menyarankan pemilik
untuk memasang iklan lowongan melalui media social, karena dirasa akan lebih
efisien.
Sejauh ini pemilik
juga mengeluhkan karyawan baru yang tidak bisa bertahan lama bekerja di toko.
Kami menyarankan untuk menciptakan suasana lingkungan kerja yang lebih
menyenangkan dengan lebih mendengarkan keluhan-keluhan karyawan baru dan
karyawan lama. Serta lebih mendekatkan hubungan
antara karyawan lama dan karyawan baru. Misalnya dengan diadakannya evaluasi
kinerja tiap akhir bulan antar karyawan, sehingga karyawan lebih saling
terbuka.
Terakhir, kami
juga mendukung dan merekomendasikan keinginan pemilik untuk memulai onlineshop, karena hal ini merupakan
cara yang mudah dan efisien dalam memperluas pangsa pasar.