Analisis Risiko Saham Perusahaan, Risiko Bisnis, dan Analisis Portfolio Bisnis Perusahaan.

by 7:44:00 AM 1 komentar

A.    Profil PT. Surya Citra Media

1.      Sejarah Singkat

PT Surya Citra Media Tbk dibentuk pada tanggal 29 Januari 1999. Beroperasi sebagai perusahaan penyedia layanan multimedia serta jasa konsultasi di media dan bisnis. PT Surya Citra Televisi (SCTV) adalah salah satu stasiun penyiaran TV terbesar di Indonesia. Sebagai salah satu perusahaan media penyiaran pembentukan SCM menandakan munculnya kelompok multimedia yang sangat prospektif dengan peluang pertumbuhan jangka panjang.

SCM kemudian membeli 100% saham SCTV selama periode waktu antara November 2001 dan April 2002, dan menjadi perusahaan publik pada bulan Juli 2002. Pada tanggal 28 Juni 2002, SCMA melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SCMA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 375.000.000 dengan nilai nominal Rp250,- per saham dengan harga penawaran Rp1.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Juli 2002.

PT Surya Citra Media Tbk memiliki beberapa unit usaha diantaranya :

·         PT Indosiar Visual Mandiri (Indosiar) - Stasiun televisi swasta Nasional di Indonesia

·         PT Omni Intivision (O Channel) – Stasiun televisi lokal di indonesia yang berfokus di     Jabodetabek

·         PT Screenplay Produksi (Screenplay Productions) – Rumah Produksi Sinetron yang di tayangkan di stasiun televisi SCTV

·         PT Amanah Surga Produksi (Amanah Surga Productions) – Rumah Produksi yang dimiliki Surya Citra Media

·         PT Surya Citra Televisi (SCTV) – Stasiun televisi swasta Nasional di Indonesia



2.      Visi Dan Misi Pt. Surya Citra Media

·       Visi

Untuk Menjadi Penyedia Hiburan dan informasi terkemuka di Indonesia

·       Misi

Kami berupaya untuk menjadi pilihan pertama sebagai penyedia kualitas konten untuk menghibur, mendidik, dan menginformasikan Indonesia.

Kami akan menjadi pilihan pertama Penyedia konten yang menarik, layanan pengiriman unggul, dan pembangunan berkelanjutan sumber daya manusia. Dengan mencapai ini kita akan membuat bisnis yang menguntungkan yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan kami.





B.        Analisis Risiko Saham Perusahaan, Risiko Pasar, dan Risiko Bisnis Perusahaan       



1.         Analisis Rerata dan Standar Deviasi Return Saham Harian serta Return Pasar Harian PT. Surya Citra Media,Tbk.

Dari data saham harian PT Surya Citra Media,Tbk didapatkan rerata Ri  sebesar 0,1811% menunjukkan lebih besar dari pada rerata Rm (IHSG) yang hanya sebesar 0,0519%. Maka dapat dikatakan berpengaruh positif bagi perusahaan karena rerata return saham perusahaan lebih tinggi daripada rerata return perusahaan lain yang ada di pasar. Hal ini berarti return saham PT. Surya Citra Media,Tbk lebih besar dibandingkan perusahaan lain yang ada di pasar.

Semakin tinggi standar deviasi, semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan. Berdasarkan hasil output diatas, dapat dilihat bahwa standar deviasi Ri yaitu sebesar 0,0354 lebih besar dari pada standar deviasi Rm (IHSG) yang menunjukkan angka sebesar 0,0115. Hal ini berarti tingkat resiko saham PT Surya Citra Media,Tbk lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain yang ada di pasar.

Maka dari hasil yang telah dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa PT. Surya Citra Media memiliki return yang tinggi dibanding perusahaan lain di pasar namun sekaligus memiliki risiko yang lebih tinggi pula dibanding saham lainnnya. Hasil ini sejalan dengan teori yang kita ketahui yaitu high risk high return.







Analisis Beta Saham

Beta saham adalah bagaimana sensitivitas pengembalian saham terhadap pengembalian portofolio pasar. Terdapat dua macam saham, antara lain:

1.      Saham defensif, merupakan saham yang tidak sensitif terhadap fluktuasi pasar sehingga memiliki beta yang rendah. Beta saham defensif kurang dari satu, yang berarti pengembalian saham ini bervariasi lebih rendah dari satu berbanding satu terhadap pengembalian pasar. Beta rata-rata semua saham ini adalah tepat satu.

2.      Saham agresif, berbeda dengan saham defensif, saham yang agresif memperbesar segala pergerakan pasar dan memiliki beta lebih tinggi. Beta saham agresif lebih dari satu, artinya pengembaliannya cenderung lebih dari satu berbanding satu terhadap perubahan pengembalian pasar keseluruhan.

Dalam menghitung beta saham PT. Surya Citra Media, Tbk, akan digunakan analisis regresi. Berikut ini merupakan persamaan dari analisis regresi:

Dimana:

Y = Return saham

α = Alpha (intercept)

β = Beta (koefisien regresi)

X = Return pasar

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, beta adalah sensitivitas pengembalian saham terhadap pengembalian portofolio pasar. Dengan kata lain beta merupakan ukuran sensitivitas return saham terhadap pergerakan return pasar, maka:

·         Jika beta = 1, artinya return saham itu bergerak sama persis dengan return pasar.

·         Jika beta > 1, artinya pergerakan return saham lebih tinggi dibandingkan dengan return pasar.

·         Jika beta < 1, artinya pergerakan return saham lebih rendah dibandingkan dengan return pasar.

Analisis Regresi saham PT Surya Citra Media,Tbk dengan IHSG

Berdasarkan hasil regresi diatas, maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: 

Y= 0.001441524 + 0.710168984X. Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa nilai alpha sebesar0.001441524, sedangkan koefisien regresi yang mewakili nilai beta IHSG adalah0.710168984. Hal ini berarti:

·         Bila return pasar bernilai tetap atau tidak ada pergerakan, maka return saham bernilai0.001441524.

·         Setiap kenaikan 1% return pasar IHSG, maka akan menaikkan 0.710168984% return saham PT. Surya Citra Media, Tbk.

·         Beta saham PT. Surya Citra Media, Tbk sebesar0.710168984 menunjukkan nilai kurang dari satu, artinya pergerakan return saham lebih kecil daripada pergerakan return pasar IHSG. Ini menunjukkan bahwa return saham PT. Surya Citra Media, Tbk tidak cukup peka terhadap perubahan return pasar dan tidak terlalu berisiko.



2.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Return Saham dan Return Pasar

Terdapat dua faktor utama yang dapat mempengaruhipergerakan  return saham dan return pasar. Dua faktor tersebut meliputi:

1.      Pergerakan suku bunga

Pada saat suku bunga naik, harga saham cenderung akan turun. Sebagian investor mungkin akan menjual sahamnya dan kemudian akan memindahkan uangnya ke deposito perbankan yang suku bunganya naik dan begitu sebaliknya. Inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa juga bisa membuat harga- harga saham turun.

2.      Kinerja perusahaan penerbit saham

Semakin tinggi penjualan dan laba bersih perusahaan, maka investor juga akan memburu dan harga saham juga pasti akan naik. Harga saham juga terkadang dipengaruhi oleh faktor politik, sosial, dan keamanan.







3.        Analisis Risiko Bisnis PT. Surya Citra Media, Tbk dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya



A.    Nilai Tukar

Tingkat perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar mempengaruhi PT. Surya Citra Media, Tbk dari segi harga saham. Pada saat dollar mengalami kenaikkan, harga saham PT. Surya Citra Media, Tbk juga mengalami kenaikan begitu pula sebaliknya pada saat nilai tukar turun. Walaupun ada beberapa saat dimana perubaha  harga melonjak naik dan turun tanpa mengikuti perubahan nilai tukar yang mungkin disebabkan oleh factor lain, namun secara garis besar pergerakannya searah dengan nilai tukar.Disisi lain menurut Mandiri Sekuritas  yang ditulis oleh (Hutauruk, 2015) dalam kontan.co.id menilai, SCMA tidak terkena dampak perubahan nilai tukar yang begitu signifikan karena perusahan tidak punya utang valas dan hanya memiliki eksposure yang sedikit terhadap konten negara asing.

B.     Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan untuk menganalisis risiko bisnis suatu perusahaan. Rasio keuangan yang akan digunakan untuk menganalisis risiko bisnis PT. Surya Citra Media, Tbk adalah:







1.      Rasio Likuiditas

·         Current Ratio

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Current ratio Surya Citra Media terendah berada pada tahun 2011 sebesar 1,5788 dan tertinggi pada tahun 2014 sebesar 3,9176.  Current ratio Surya Citra Media dari 2011 sampai 2015 dengan hasil lebih dari satu ini berarti bahwa SCMA likuiditasnya baik sehingga mampu melunasi kewajibannya.



2.      Rasio Leverage

·         Debt to Equity Ratio

Debtto equity, Rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity. Debtto equity terendah terdapat pada tahun 2015 sebesar 33,75% dan tertinggi pada tahun 2011 sebesar 66,94%. Debtto equity yang rendah pada 2015 mengakibatkan penurunan resiko bagi perusahaan karena perusahaan telah mengurangi proporsi penggunaan ekuitas dan hutang.



·         Total Assets Turnover

Total Asset Turnover, Rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Total Asset Turnover terendah berada pada tahun 2014 sebesar 0,4059 dan tertinggi pada tahun 2011 sebesar 0,4869. Tingginya Total Asset Turnover di 2011 berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan.



·         Times Interest Earned Ratio

Times interest earned ratio, Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan utangnya. Times interest earned ratio teringgi berada pada tahun 2013 sebesar 37,6039 dan terendah berada pada tahun 2011sebesar 19,1862.



3.      Rasio Profitabilitas

·         Gross Profit Margin

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan laba bruto per rupiah penjualan. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa gross profit margin  terendah pada tahun 2014 sebesar 47,28% dan tertinggi pada tahun 2012 sebesar 54%.







·         Return on Assets (ROA)

Return on assets (ROA), Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on assets terendah terdapat pada tahun 2014 sebesar 40,57% dan tertinggi pada tahun 2011 sebesar 47,91%. Meskipun terjadi penurunan bila dibandingkan dengan 2011, namun tetap dapat memberikan laba bagi perusahaan.



4.      Analisis Portfolio Pt. Surya Citra Media, Tbk Dengan Menggunakan BCG Matrix



1.      Definisi Boston Consulting Group (BCG) Matrix

Boston Consulting Group (BCG) Matrix merupakan metode yang digunakan untuk penyususnan strategic business unit (SBU) dengan melakukan klasifikasi pengklasifikasian terhadap potensi keuntungan perusahaan.  Boston Consulting Group (BCG) Matrix pertama dikemukakan oleh Bruce Henderson dari Boston Consulting Group pada tahun 1970an. BCG Matrix dikenal juga dengan istilah BCG Growth-ShareMatrix.

·         Faktor-Faktor yang Digunakan untuk Analisis BCG Matrix

Dalam analisis BCG Matrix, terdapat dua faktor yang paling mempengaruhi  dalam pengklasifikasian produk yaitu:

1.      Faktor pangsa pasar (Market share)

Market Share menunjukkan besarnya pangsa pasar dari volume penjualan suatu produk dibandingkan dengan para pesaingnya. Dalam hal ini, dapat dilihat jumlah pasar yang dikuasai oleh perusahaan dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan.



2.      Faktor pertumbuhan pasar (Market growth)

Market growth adalah proyeksi tingkat penjualan untuk pasar yang akan dilayani. Biasanya diukur dengan peningkatan persentase dalam nilai atau volume penjualan.















Pemetaan BCG Matrix pada PT Surya Citra Media, Tbk




1.      Posisi Screenplay pada matrix BCG adalah stars, dimana kondisi suatu unit bisnis yang memiliki pangsa pasar tinggi di pasar berkembang. Dalam siklus hidup produk yang baik, kondisi ini merupakan tahapan setelah question marks. Pada kondisi ini, produk menjadi pemimpin dalam suatu unit bisnis yang masih perlu banyak dukungan untuk promosi dan penempatan. Berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan seperti integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan produk, atau pengembangan produk. Jika pangsa pasar dijaga dengan baik, stars cenderung tumbuh menjadi cashcows. Sebaliknya jika tidak, stars akan kembali ke posisi dogs.



2.      Posisi O Channel, Indosiar, Amanah Surga dalam matrix BCG adalah question marks, dimana kondisi suatu unit bisnis di pasar yang berkembang, tetapi memiliki pangsa pasar yang rendah. Kondisi ini biasanya ditemukan pada produk-produk baru, di mana masih sedikit pembeli yang menggunakan produk-produk tersebut. Produk dapat memiliki tingkat permintaan yang tinggi namun tingkat return yang rendah karena pangsa pasar rendah. Tujuan dari strategi pemasaran untuk membuat pasar menggunakan produk-produk tersebut. Strategi yang dapat digunakan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk. Jika strategiyang diterapkan berhasil, maka produk bisa berpindah ke posisi stars. Sebaliknya jika gagal, maka akan berpindah ke posisi dogs. Alternatif strategi lainnya adalah divestasi.

3.      Posisi SCTV dalam matrix BCG adalah cash cows, dimana  kondisi suatu unit bisnis yang berada pada posisi pangsa pasar yang tinggi di pasar yang dewasa. Jika keunggulan kompetitif telah dicapai, cash cows memiliki margin keuntungan yang tinggi dan menghasilkan banyak aliran kas. Oleh karena pertumbuhan yang rendah, maka promosi dan penempatan investasi juga rendah. Produk-produk pada kondisi ini biasanya diperjuangkan oleh perusahaan. Strategi terbaik adalah pengembangan produk atau diversifikasi. Namun ketika kondisi ini melemah, maka alternatif strategi lainnya adalah penciutan atau divestasi.

 

Analisis Praktik Corporate Sosial Responsibility (CSR) Surya Citra Media,Tbk

Surya Citra Media,Tbk menjalankan tanggung jawab sosial dengan memberikan  bantuan sosial yang diwujudkan melalui program Pundi Amal SCTV dan Indosiar Peduli. Sumber dana yang digunakan untuk mendanai  Pundi Amal SCTV dan Indosiar Peduli, berasal dari dana yang diberikan secara langsung oleh pemirsa televisi dan dana dari Perseroan dan entitas anak Perseroan. Sebagian dana yang berasal dari Perseroan dan entitas anak Perseroan digunakan untuk perbaikan fasilitas kesehatan, termasuk penyediaan peralatan yang dibutuhkan di ruang operasi atau penyediaan peralatan/fasilitas bergerak. Kedua program sosial ini dilaksanakan berkelanjutan dan dapat  memberikan kemudahan bagi penerima bantuan tersebut Misalnya bantuan biaya pengobatan diberikan hingga pasien mendapatkan kesembuhan. Bagi para korban bencana alam, selain menerima bantuan logistik, mereka juga menerima bantuan perbaikan infrastruktur, baik dalam bentuk jangka pendek dan jangka panjang dan bantuan untuk memulihkan perekonomian keluarga dengan program pemberdayaan masyarakat.

1.      Pundi Amal SCTV

Dalam mewujudkan Corporate Social Responsibility Surya Citra Media,Tbk membentuk program Pundi Amal SCTV yang bergerak dalam bidang penanganan bencana, pendidikan,kesehatan dan bidang pengembangan lingkungan. Dalam bidang penanganan bencana, bantuan yang telah diberikan sepanjang tahun 2012 yaitu bantuan tanggap darurat kepada korban bencana banjir di wilayah Ambon sekitarnya pada tahun 2013, Pundi Amal SCTV mendistribusikan bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana banjir yang terjadi di awal tahun 2013. Bantuan juga diberikan kepada warga masyarakat yang terkena banjir bandang di Jambi, Ambon, dan Way Ela. Pundi Amal SCTV juga mendistribusikan bantuan logistik dan kesehatan kepada masyarakat yang terkena gempa di Takengon, Aceh Tengah, meletusnya Gunung Rokatenda di NTB, dan masyarakat yang terkena dampak meletusnya Gunung Sinabung.

Dalam bidang Pendidikan,  sepertihalnya pada tahun 2013, pundi amal membantu  membangun dua sarana pendidikan(Gedung Lembaga Pendidikan Komputer di Gunung Sitoli, Nias dan rehabilitasi Asrama Putri IAIN Ar Raniry di Banda Aceh).

 Dalam bidang kesehatan, yang dibuktikan dengan diadakannya  pelayanan kesehatan gratis berkeliling yang disebut Unit Kesehatan Kelilling ke sejumlah wilayah dan Operasi Mayor atau Minor seperti Katarak, Hernia, Khitan; Donor Darah; Penyuluhan Anti Narkoba.

Bidang Pengembangan Lingkungan pada tahun 2012, yaitu berupa penanaman/penghijauan sejumlah 20.000 hutan bakau (mangrove) di wilayah bibir pantai Banjar Kemuning, Sidoarjo, Jawa Timur.  Tahun 2013, berkiprah dalam kegiatan Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) bekerjasama dengan USAID, HIGH FIVE dan Bappenas.







2.      Indosiar Peduli

Indosiar peduli di wujudkan melalui bantuan-bantuan dalam berbagai program diantaranya :

a.    Peduli Kasih adalah kegiatan penyaluran dana bantuan pengobatan bagi masyarakat tidak mampu. Sepanjang 2013, Peduli Kasih telah berhasil menanganilebih dari 59 ribu pasien di seluruh Indonesia.

b.    Kita Peduli adalah kegiatan untuk membantu korban bencana alam. Sepanjang 2013, Kita Peduli telah membantu ribuan warga yang tertimpa bencana alam, antara lain bencana banjir di Jakarta.

c.    Peduli Komunitas adalah kegiatan untuk mendukung penciptaan lingkungan yang lebih baik. Di tahun 2013, Peduli Komunitas telah merelokasi PKL (Pedagang Kaki Lima) di sepanjang jalan Damai, Daan Mogot, ke dalam lokasi parkiran milik Indosiar, yang diubah menjadi area makan yang nyaman dan higienis.



Analisis Cara Mengelola Risiko Jangka Panjang Surya Citra Media,Tbk

Secara umum Surya Citra Media,Tbk membagi beberapa risiko dalam kategori utama yaitu:

1.      Risiko Pasar

merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali perseroan.







2.      Risiko Strategis

merupakan risiko yang timbul sehubungan dengan diambilnya atau tidak diambilnya suatu keputusan yang mempengaruhi pencapaian strategi Perseroan.

3.      Risiko Operasional

mengacu pada risiko baik secara langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat kegagalan atau tidak memadainya proses pengendalian, baik yang disebabkan oleh sumber daya manusia, sistem maupun akibat kejadian-kejadian diluar Perseroan.

4.      Risiko Keuangan

merupakan risiko kerugian yang timbul secara langsung maupun tidak langsung

dalam bidang keuangan yang disebabkan oleh:

• Penurunan nilai aktiva/pendapatan atau peningkatan nilai kewajiban/pengeluaran yang disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar mata uang asing (“foreign currency risk”);

• Penurunan nilai aktiva/pendapatan atau peningkatan nilai kewajiban/pengeluaran yang disebabkan oleh perubahan harga input yang diperlukan dalam proses bisnis (“price fluctuation risk”);

• Penurunan nilai aktiva/pendapatan atau peningkatan nilai kewajiban/pengeluaran yang disebabkan oleh perubahan nilai suku bunga (“interest rate risk”);

• Ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban likuiditasnya, yang selanjutnya mengakibatkan Perseroan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya atau tidak dapat memanfaatkan peluang investasi, yang pada akhirnya mengakibatkan default, peminjaman yang berlebihan atau interest income yang buruk (“liquidity risk”);

• Ketidakmampuan dari pihak-pihak yang berhutang pada Perseroan untuk memenuhi kewajiban finansial mereka sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah disepakati bersama (“credit risk”).

5.      Risiko Reputasi

mengacu kepada kemungkinan timbulnya kerugian akibat respon konsumen yang negatif terhadap suatu insiden yang tidak diharapkan atau akibat tanggapan negative dari viewers, regulator atau pemangku kepentingan lainnya dari kegiatan sehari-hari yang tak terduga pada suatu aksi korporasi.

6.      Risiko Persaingan

mengacu kepada risiko yang timbul sehubungan dengan tingkat persaingan yang begitu ketat di industri penyiaran dan jumlah stasiun televisi yang terus bertambah, perubahan peraturan dalam bidang industri penyiaran atau penerapan dari aturan mengenai teknologi baru seperti penyiaran digital, yang masing-masing

memiliki dampak negatif pada pendapatan perseroan.

7.      Risiko Terbatasnya Jumlah Produsen Program Berkualitas

merupakan risiko yang timbul karena terbatasnya jumlah produsen berkualitas menyebabkan sulitnya mendapatkan program yang disukai pemirsa.



8.      Risiko Digitalisasi Penyiaran

 implementasi teknologi baru merupakan salah satu risiko yang ada di bisnis pertelevisian. Penerapan digitalisasi penyiaran yang menurut rencana akan berlaku efektif pada tahun 2018 akan memberikan kesempatan untuk bertambahnya jaringan televisi baru. Hal ini akan menambah persaingan di industri televisi yang saat ini sudah terdiri dari lebih dari 10 jaringan national.



Untuk memastikan efektivitas manajemen risiko tersebut, Surya Citra Media,Tbk memiliki beberapa cara untuk menanggulangi risiko- risiko tersebut menurut standar dan cara yang sudah ditetapkan. Pertama, melakukan sosialisasi kebijakan manajemen risiko kepada Direksi dan manajemen terkait untuk menyediakan kerangka kerja risiko untuk membuat suatu keputusan. Sosialisasi kepada direksi dan manajemen termasuk hal-hal yang terkait atas profil risiko yang terindentifikasi, besaran risiko yang diperoleh dari kuantifikasi dan pengukuran risiko, perbandingan antara besaran risiko tersebut dengan risk appetite dan risk tolerance Perseroan dan pengendalian internal, serta kebijakan Manajemen Risiko yang telah dan atau akan dibuat. Kedua, membentuk kesepakatan dari Direksi dan manajemen yang terkait atas strategi yang akan diambil. Ketiga, dokumen atas seluruh proses, dari mulai identifikasi risiko sampai diperolehnya persetujuan dari Komite Manajemen Risiko. Keempat pengawasan dan pelaporan dalam praktek manajemen risiko dengan dukungan dari Divisi Internal Audit.




KESIMPULAN

Return saham maupun return pasar harian PT. Surya Citra Media,Tbk sangatlah fluktuatif dari hari ke hari. Semakin tinggi tingkat return, semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan, sebaliknya semakin rendah tingkat return, semakin rendah juga tingkat risiko yang dihadapi perusahaan.

Dari data saham harian PT. Surya Citra Media,Tbk didapatkan rerata Ri lebih besar dari pada rerata Rm (IHSG). Maka dapat dikatakan berpengaruh positif bagi perusahaan karena rerata return saham perusahaan lebih tinggi daripada rerata return perusahaan lain yang ada di pasar. Hal ini berarti return saham PT. Surya Citra Media,Tbk lebih besar dibandingkan perusahaan lain yang ada di pasar. Standar deviasi Ri juga lebih besar dari pada standar deviasi Rm (IHSG). Hal ini berarti tingkat resiko saham PT. Surya Citra Media,Tbk lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain yang ada di pasar.

Berdasarkan hasil regresi return saham dan return pasar (IHSG) maka dapat disimpulkan beta saham PT. Surya Citra Media, Tbk kurang dari satu, artinya pergerakan return saham lebih kecil daripada pergerakan return pasar IHSG. Ini menunjukkan bahwa return saham PT. Surya Citra Media, Tbk tidak cukup peka terhadap perubahan return pasar dan tidak terlalu berisiko.

Hasil perhitungan rasio keuangan PT. Surya Citra Media, Tbk menunjukkan bahwa PT. Surya Citra Media, Tbk  likuiditasnya baik; mayoritas pendanaannya didasarkan pada modal sendiri mengakibatkan penurunan resiko bagi perusahaan karena perusahaan telah mengurangi proporsi penggunaan ekuitas dan hutang. Tingkat total assets turnover yang cukup tinggi menunjukkan bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan.Times Interest Earned Ratioyang cukup baik menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar hutang beserta bunganya. ROA dan Gross profit margin yang baik juga menujukkan bahwa perusahaan memperoleh laba baik dari pendapatan maupun dari mengelola asset bersihnya.

Dari keseluruhan hal yang telah dijelaskan, makan dapat disimpulkan bahwa PT. Surya Citra Media, Tbk merupakan perusahaan yang sehat dan memiliki potensi yang baik untuk para investor berinvestasi.









 


DAFTAR PUSTAKA







www.academia.edu/10189704/Model_Matriks_BCG_disertai_contoh_analisis_

Monopoly

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

1 komentar:

  1. Kami dari PT. HOKA HOKI INDONESIA memberitau bahwa perusahaan kami ingin bekerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN

    Service Kami,
    Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
    Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA
    Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera)
    Pengiriman Domestic antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.

    Customs Clearance Port
    Jakarta, Semarang, Surabaya, Belawan & Port Lain nya.

    Dote :
    Kami tidak menerima barang-barang larangan seperti Airsoft Gun, Obat-obatan terlarang.
    Kami tidak bertanggung jawab/ tidak akan mengganti kerugia apabila didapati adanya barang-barang bahaya / Larangan tersebut, dan apabila diketahui barang membahayakan maka kami akan melapor kepada pihak yang berwajib.
    Kami menerima barang-barang seperti Kimia, tetapi kimia yang ada disertai MSDS (Material Safety Data Sheet).

    Terima kasih atas kepercayaan nya,semoga kami dan perusahaan bpk/ibu berjalan dengan lancar.
    Jika ada yang ingin dipertayakan, silah kan hubungi kami di nomor (+62 21) 2906-8484
    Hp wa. 081908060678 E-Mail : andijm.logistics@gmail.com

    = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
    PT. HOKA HOKI INDONESIA
    Shopping Arcade 2nd Floor B-03 Jakarta Garden City,
    Jl. Raya Cakung Cilincing KM. 0,5 Jakarta Timur 13910 Indonesia
    Phone : +62 21 29068484 Fax : +62 21 29068666
    Email : andijm.logistics@gmail.com
    Website : hokahoki.co.id

    Mr. Andi JM BBM : D9CE63FD
    Hp wa. 081908060678, 081385311679

    BalasHapus